This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Minggu, 16 Desember 2012

TAK SALAMANYA GALAU DERITA


Saat ini kata galau menjadi fenomena populer. Dari berbagai  kalangan mulai anak muda sampai yang tua, sering melantunkan kata galau. Bahkan beberapa iklan menggunakan kata galau sebagai sarana promosinya. Saking populernya kata ini, setiap tindak tanuk dan tingkah yang mencurigakan “melamun” gak peduli ia lagi mikirin tentang tugas sekolah, tugas kuliah, atau tugas kantor. Apa lagi sedang mikirin pacar yang gak perhatian atau lagi kasmaran dan sedang di putus cinta. Maka disebut lah dia galau. Waow sangat dahsat ternyata kata galau. Nah intinya saat ini harus hati-hati jika melamun atau lagi mikir sesuatu nanti bisa-bisa di bilang galau. Jika gak mau dibilang galau selalu senyum dan tetap ceria.
Sebenarnya galu itu apa? Banyak yang mendefenisikan kata galau. Berikut pemaparannya. Aku mendapat sms dari teman awalnya aku sms dia “ lagi apa kawan ” tanpa basa basi dia jawab “ galau” aku penasaran, aku tanya  “ apa itu galau” dia bilang galau itu “ gangguan lanjut usia.” Oh ternyata galau itu sebuah singkatan. Jika mengacu pada singkatan ini kita tak dapat lepas dari penyakit yang namanya galau dong. Tar jika aku sakit kepala dibilang galau, lagi mikirin jerawat galau, lagi mikirin kulit udah kriput galau.
Dari kamus bahasa indonesia lengkap galau: semerawut, kacau, ramai, ribut-ribut[1]. Nampaknya dari pengertian ini menggunakan pendekatan sinonim. Nah jika keluar rumah harus hati-hati menjaga penampilan. Gimana ceritanya ni aku orangnya emang sukanya ramai berarti aku galau dong. Apa lagi aku gak suka sisiran rambut aduh galau lagi.
Galau adalah keadaan dimana kita jadi sedih dan murung karena memikirin sesuatu.[2] Dari pengertian ini galau ditinjau dari sisi psikologis khususnya menjadi sedih. Kalao mendapat masalah usahakan jangan sedih dan murung yang berkepanjangan kawan. Agar gak dibilang galau. Sering tu jika akhir bulan curhat sama teman. Dengan perawakan yang kusam. Kelihatan banget dari jauh jika lagi dapat masalah. Biasalah akhir bulan masalah finansial. Teman udah tau tu. Karena teramat sering. ” lagi galau ya, makan yuk, aku traktir, tar aku pinjamin duit lah, tapi awal bulan bayar ya.”  Ternyata galau itu tidak selalau mendatangkan masalah baru bahkan memberikan solusi. Bagus juga ya fungsi galau.
Kata galau menurut versi erabaca yaitu sebuah ungkapan yang keluar dari dalam hati seseorang yang merasa dirinya resah, gelisah, khawatir kehilangan orang yang dicintai, pikiran kacau, suntuk, gundah gulana, merasa diremehkan, atau betek dan sebagainya.[3] Dari pengertian ini dapat dilihat penyebab galau dan reaksi yang dimunculkan ketika mengalami galau. Pengertian tersebut mengindikasikan galau sering terjadi dikarenakan keresahan. Ini ada cerita lagi ni. Waktu aku lagi ada masalah dengan pacar. Berawal dari perang mulut dan berakhir dengan damai serta diberengi dengan perpisahan. Tentu saja aku sedih kawan. Sering betek, gundah, gulana pikiran melayang,  bercampur menjadi satu adonan yang sempurna. Maka terciptalah menu yang namanya galau. Kehidupan ku saat itu sangat tidak indah. Sangat membosankan samapai-samapai ingin rasanya aku berlari kepantai lalu berteriak sekuat-kuatnya.
Sampai suatu ketika ada dewa penyelamat yang datang dari langit. “ ada apa kawan kok kamu murung, wajah ganteng murung mana keren” awalnya aku gak mau cerita. Namun atas desakan dan bujuk rayu sang dewa akhirnya aku curhat dengan sepenuh hati, membawa hati yang galu. Akhirnya sang dewa penyelamat tau inti permasalahan yang aku alami. Dewa penyelamat berkata “tenang kawan, masih banyak bidadari yang akan menghampirimu, aku janji besok akan aku kenalkan pada salah satu putri yang baru saja jatuh dari surga kamu pasti suka.” Keesokan harinya aku benar-benar dipertemukan sama dewa penyalamat dengan seorang putri yang cantik jelita. Ternyata galau ada juga manfatnya asal mau bercerita dan berbagi dengan orang lain.
Dari pemaparan tersebut aku berkesimpulan behwa galau merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan pribadi. Galau muncul dikarenakan ada sebuah keinginan yang tidak terwujud pada diri kita. Apa bila galau telah menyerang segera carikan obatnya. Salah satu obat galau berkonsultasi dengan orang yang dipercaya, dan segera melakukan tindakan. Jangan biarkan ia menjadi beban diri.


[1] Suharsono dan Ana Ratnoningsih Kamaus Bahasa Indonesia Lengkap (Semarang, Widya Karya , 2011), hlm, 178
[2] Daili remaja galau.  Apa Itu Galau  http://galau.blogdetik.com/galau/  di dwonload tanggal 30 november 2012 jam 1:30
[3] Kata-Kata galau 2012:: cinta penuh keresahan dan kerinduan. http://www.erabaca.com/2012/05/kata-kata-galau-cinta-penuh-keresahan.html

PENYIANGAN BAHAN PUSTAKA


Dalam melakukan kebijakan pengembangan koleksi, tidaklah asal pengadaan. Jumlah koleksi yang banyak bukan berarti perpustakaan itu lengkap serta dapat memenuhi kebutuhan pemustaka. Tidak dipungkiri bahwa perpustakaan yang banyak  memiliki koleksi ialah perpustakaan yang kaya akan khazanah pengetahuan. Namun hal ini akan berpengaruh terhadap keterpakayan dan efektifitas koleksi yang telah ada. untuk mengantisi ketidak tepakayan koleksi yang ada di perpustakaan maka di lakukan sebuah usaha widing atau penyiangan.
Penyiangan dimaksudkan untuk mengurangi jumlah koleksi yang ada di perpustakaan sehingga koleksi yang baru mempunyai tempat untuk disimpan. Dengan itu tidak ada alasan bahwa ruang perpustakaan penuh dengan koleksi  lama. Namaun tidak semua koleksi dapat dimasukan kedalam sebuah perpustakaan. Kebijakan pengembangan koleksi pada perpustakaan haruslah melihat beberapa aspek yang terkait. Dianatara aspek-aspek yang dapat dipertimbangkan ialah:
1.      Institusi/Lembaga  yang menaungi perpustkaan tersebut.
2.      Visi dan Misi lembaga.
3.      Pemustaka dalam hal ini komunitas yang menggunakan perpustakaan.
4.      Dana yang dimiliki.
Penyiangan bahan pusataka merupakan kebijakan yang dilematis. Sehingga harus ada aturan yang baku utuk melakukan itu. Aturan untuk penyiangan dapat dibuat oleh institusi yang bersangkutan melalui musyawarah dan mufakat. Hal ini dilakukan agar tidak ada kekeliruan atau miskomunikasi. 

PENTINGNYA PROMOSI PERPUSTAKAAN


Berbicara tentang perpustakaan  tidak terlepas dari orang yang mengatur dan mengelola perpustakaan. Perpustakaan merupakan tempat buku yang dijaga oleh petugas yang berkacamata tebal, yang dengan setia menjaga buku dan memberikan peluang kepada siapa saja yang meminjam buku.[1] Orang yang mengatur dan mengolela sebuah perpustakaan disebut sebagai pustakawan. Dalam undang-undang perpustakaan pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan, serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.[2]
Dengan keahliannya dalam mengelola dan mengorganisir perpustakan, pustakawan harus mamapu mewudkan perpustakaan yang dapat mamemenuhi kebutuhan para pemustaka. Perpustakaan yang mampu melengkapi sumber informasi yang ada di dalamnya serta pemanfaatan dengan tepat dan maksimal.
Perpustakaan tidaklah berfungsi dengan baik ketika tidak ada yang menggunakananya. Walaupun perpustakaan memiliki segudang sumber informasi dan pengetahuan. Jika tidak dimanfaatkan maka perpustakaan tidak berbeda dengan gudang dengan tumpukan informasi yang penuh dengan debu yang berterbangan dimana-mana. Dengan itu dubutuhkan sebuah upaya agar koleksi yang tersimpan dapat digunakan dengan sebaik mungkin.
 Agar pemustaka dapat mengetahui informasi yang tersimpan dan terekam di sebuah perpustakaan dilakukanlah sebuah usaha oleh pustakawan untuk memperkenalkan perpustakaan kepada seluruh lapisan pemustaka. Dengan memperkenalkan jasa informasi perpustakaan atau mempromosikan perpustakaan kepada masyarakat. Promosi perpustakaan diharapkan mampu memeri informasi yang maksimal tentang keberadaan dan fasilitas yang dimiliki perpustakaan.
Pustakawan yang profesional yang telah banyak belajar, pada pendidikan formal atau pelatihan seharusnya tanggap dengan keganjalan yang terjadi ketika tujuan dari perpustakaan tidak tercapai. Permasalahan kerterpakayan koleksi merupakan sebuah masalah yang sangat fital. Keterpakaian koleksi tergantung dari pemustaka yang membutuhkan informasi. Agar banyak pemustaka mengetahui sumber informasi yang di perpustakaan di lakukan sebuah usaha memperkenalkan perpustakaan dengan jalan promosi perpustakaan.  



[1] Wiji Suwarno,Ilmu Perpustakaan dan Kode Etik Pustakawan, Yogyakarta  Ar-Rruzz Media               2010. hlm13
[2]  Undang-Undang Perpustakaan No 43 Tahun 2007. Bab I Pasal I ayat 8 Yogyakarta: Graha Ilmu 2007, hal 4

MASYARAKAT INFORMASI


Penelusuran informasi pada eraperkembangan teknologi informasi menimbulkan asumsi bahwa pepustakaan merupakan langkah kedua ketika tidak ditemukannya informasi pada mensin pencari (searc engin). Pola tersebut mengindikasikan bahwa kecepatan akan informasi yang didapatkan. Pola kebiasaan masyarakat yang menginginkan atau memporoleh informasi dengan cepat merupakan sebuah tantangan bagi pustakawan.
Perpustakaan sebagai lembaga yang bergarak khusus dalam penyediaan dan melayankan serta mongoranisir informasi sudah seharusnya berperan aktif dalam pemenuhan kebutuahan masyakat. Teknologi informasi merupakan fatner perpuskaan dalam mengolah dan mengorganisir informasi yang ada. Sehingga memudahkan  mereka yang meminta pemenuhan kebutuhan akan informasi dengan segera (instan). Sehinggi asumsi perpustakaan merupakan tempat kedua dalam mendapatkan informasi dapat terbantahkan.
Lasa-Hs (2009:203) masyarakat informasi adalah masyarakat yang menggunakan informasi sebagai sumber ilmu pengetahuan, memecah masalah, dan meningkatkan status sosial. Teknologi informasi dan komounikasi terbukti sangat berpengaruh terhadap perkembangan masyarakat. Meskipun pada dasarnya teknologi informasi merupakan alat, namun efek yang terjadi ialah perubahan pola pikir dan perubahan tindakan sosial.
Teknologi yang memberikan tawaran akses informasi saat ini semakin banyak misalnya saja hp. Hp sebagai alat komunikasi yang canggih menungkinkan kita untuk mendapat informasi tanpa bertemu langsung kepada orang yang diajak berkomunikasi. Saat ini hp juga dilengkapi dengan perangkat internet yang dapat mengakses informasi. Melalui hp yang mana saat ini setiap orang memilikinya tidak ada hambatan untuk mendapatkan informasi yang diinginkan.
Pustakawan sebagai pengelola perpustakaan merupakan bagian dari masyarakat. Dalam hal ini tugas dari pustakawan sebagai pengelola dan  penyedia informasi. Pustakawan yang profesional menyediakan aksek informasi yang dapat memudahkan masyarakat untuk mengakses baik online melalui internet atau tidak. Sehingga tujuan perpustakaan sebagai tempat menyimpan pengetahuan, aspek moral dan politik, untuk pendidikan dan penyebaran ilmu pengetahuan dapat terwujud. Berkaitan dengan aspek sosial budaya secara umum perpustakaan berperan dalam :
1.      Menyimpan berbagai penemuan sejarah, pemikiran dan ilmu pengetahuan yang telah ditemukan pada masa lalu yang direkam dalam bentuk tulisan atau bentuk tertentu
2.      Media untuk mempelajari, mengkaji dam mengembangkan bukti-bukti sejarah masa lalu untuk digunakan penuntun dalam perencanaan masa depan
3.      Sebagai agen perubahan sosial perpustakaan dengan segala karakteristiknya.
Perpustakaan mulai berbenah dengan mengaplikasikan teknologi informasi dalam layanannya. Pembenahan tersebut diimplementasikan dengan dibuatnya perpustakaan digital. Perpustakaan digital yang dapat diakses melalui internet diharapkan mampu menangkis anggapan bahwa perpustakaan adalah tempat kedua untuk mendapatkan informasi.

Rabu, 07 November 2012

Desain Perpustakaan Digital

-->
  1. Pendahuluan
Perkembangan perangkat teknologi informasi yang beredar, memberikan banyak perubahan pada berbagai sektor kehidupan khususnya informasi. Berbagai perangkat teknologi yang terhubung dengan jaringan internet memberikan kemudahan dan peningkatan akses terhadap informasi. Dengan perangkat teknologi yang terhubung dengan internet seseorang dapat mengakses informasi apa pun yang ia inginkan tanpa mengengenal lokasi dimana ia berada. Penyebaran informasi oleh perangkat teknologi saat ini menjadi tantangan baru bagi perpustakaan dalam menyabarkan informasi kepada pemustakanya.
Setiap perpustakaan mengembangkan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.1 Dari itu sebuah perpustakaan harus mampu memberikan sebuah pelayanan yang berbasis teknologi agar penggunaan informasi menjadi lebih mudah dan efesien.
Untuk mengikuti laju perkembangan teknologi informasi yang beredar saat ini perpustakaan harus melakukan sebuah inovasi dalam menyebarkan informasi. Inovasi perpustakaan tersebut merupakan penyebaran informasi dalam bentuk format digital (koleksi digital). Putu laxman pandit mengambil istilah objek digital untuk koleksi digital. Objek digital ialah informasi terstruktur dalam bentuk digital. Semua objek digital memiliki bentuk dasar yang sama, yaitu sesuatu yang digital”. Termasuk dalam objek digital ini ialah meta data dan sebuah identitas unik yang lazim disebut handle.2
Perpustakaan dalam memberikan akases informasi kepada pemustaka dan terhubung melalui jaringan internet disebut dengan perpustakaan digital. Perpustakaan digital  adalah perpustakaan yang mempunyai koleksi buku sebagian besar dalam bentuk format digital dan yang bisa diakses dengan komputer3. Koleksi digital dapat dipahami sebagai koleksi informasi dalam bentuk elektronik atau digital yang mungkin juga terdapat koleksi cetaknya yang diakses secara luas menggunakan media komputer dan sejenisnya.4
Dengan adanya perpustakaan digital dapat memberikan kemudahan dan peningkatan akses institutional repository. membangun perpustakaan digital bertujuan untuk memungkinkan institutional repository tersebut dapat tersedia untuk jangka waktu yang lama karena digitalisasi sumber-sumber informasi juga berperan sebagai pengarsipan digital.
Sebagai contoh keuntungan dari adanya perpustakan digital. Jika terdapat sepuluh perpustakaan digital saja yang masing-masing mempunyai 100.000 koleksi berformat digital di mana daftar koleksinya berbeda antara satu dengan lainnya , maka itu berarti tersedia satu juta koleksi yang bisa diakses oleh pemustaka.5 Maka diharapkan dengan perpustakaan digital ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi perpustakaan konvensional yang biasanya mempunyai keterbatasan di dalam masalah koleksi. Seperti kita ketahui bahwa koleksi merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan mutu layanan suatu perpustakaan. Hal ini karena koleksi (baca: informasi dan/atau literatur) adalah hal yang sangat penting bagi pemustaka seperti dosen, mahasiswa, peneliti (dalam penyelenggaraan proses belajar-mengajar dan penelitian) maupun masyarakat umum.
  1. Rancangan perpustakaan digital
Untuk membangun sebuah perpustakaan digital banyak faktor yang harus di pertimbangkan diantaranya ialah organisasi yang menyediakan sumber-sumber, meliputi staf ahli dengan tujuan menyeleksi, membentuk, menawarkan akses intelektual, menginterpretasikan , mendistribusikan, memelihara integritas, dan menjaga atau memastikan secara terus menerus koleksi digital dapat dimanfaatkan sehingga selalu siap sedia dan ekonomis untuk digunakan oleh masyarakat terbatas atau sekelompok masyarakat.6 Arms (1995) mengemukaan delapan prinsip yang merupakan starting poin dan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam pengembangan kerangka kerja konseptual serta pemikiran yang berkaitan dengan rancangan, struktur dan fungsi perpustakaan digital, yaitu sebagai berikut.
  1. Kerangka kerja yang bersifat teknis masih tetap eksis dalam suatu kerangka kerja resmi dan sosial.
  2. Pemahaman terhadap konsep-konsep digital library dihalangi oleh terminologi-terminologi.
  3. Arsitektur dasar harus terpisah dari isi yang tersimpan dalam perpustakaan.
  4. Nama-nama dan identifer merupakan blok-blok gedung dasar bagi perpustakaan digital.
  5. Objek-objek perpustakaan digital yang digunakan adalah lebih dari hanya sebagai koleksi
  6. Objek perpustakaan digital yang digunakan adalah berbeda dari objek-objek yang tersimpan.
  7. Pusat-pusat penyimpanan harus menjaga informasi yang telah disimpan.
  8. Para pemakai ingin memakai karya-karya intelektual, bukan pada objek digital.7
Dari delapan poin diatas mengambarkan bahwa perpustakaan digital merupakan perputaskaan yang mampu memberikan kemudahan dalam akses informasi kepada pemustaka yang membutuhkan. Untuk membut sebuah perputakaan yang berbasis digital tentunya diperlukan beberapa peralatan yang mendukung terselenggaranya perpustakaan diantara Peralatan Yang Dibutuhkan ialah:
  1. Server web dan aplikasi perpustakaan digital. Server ini akan melayani permintaan-permintaan layanan web page dari pengguna Internet.
  2. Server e-mail (bila dibutuhkan). Server ini melayani segala sesuatu yang berhubungan dengan surat elektronis (e-mail).
  3. Server data base. Server ini merupakan jantung sebuah perpustakaan digital karena disinilah keseluruhan koleksi disimpan. Penggunaan kata database (di kalangan pustakawan lebih sering disebut dengan istilah pangkalan data) di sini mengacu bahwa jenis data yang tersimpan bisa beraneka ragam dari mulai berkas PDF sampai koleksi gambar maupun lagu.
  4. FTP Server. Selain mengirimkan permintaan layanan melalui “jalur” HTTP (Hypertext Transfer Protocol), permintaan layanan dari pemakai juga bisa dilakukan melalui “jalur” FTP (file Transfer Protocol). Jika HTTP mengirimkan berkas Hypertext yaitu halaman web untuk ditampilkan di layar pengguna, maka FTP dirancang khusu untuk melakukan kirim/terima berkas melalui jaringan computer.
  5. Printer Server. Jika kebutuhan akan akses ke printer menjadi tinggi, sebuah organisasi bisa jadi membutuhkan computer khusus untuk menanganinya yang dinamakan printer server. Computer ini bertugas untuk menerima permintaan-permintaan pencetakan, mengatur antriannya dan memprosesnya.
  6. Proxy server. Di sebuah lingkungan di mana banyak pemakai menggunakan internet pada saat yang bersamaan maka pengaturan jalur untuk ke internet bisa diatur oleh sebuah proxy server. Server ini juga bisa digunakan untuk pengaturan keamanan penggunaan internet untuk membatasi akses ke situs-situs yang tidak diperkenankan misalnya situs berbau pornografi maupun pornoaksi.8
  1. Sumber daya manusia
Penyiapan sumber daya manusia merupakan salah satu kunci keberhasilan sebuah lembaga atau organisasi. Dalam perkemabangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat saat ini perpustakaan setidaknya mampu menyikapi kemampuan sumberdaya manusia khususnya pustakawan yang setidaknya mampu mengoperasikan perangkat teknologi. Untuk menjamin kualitas SDM spesifikasi-spesifikasi SDM yang hendak dikembangkan harus ditentukan oleh kecendrungan (trend) kebutuhan industri IT agar tetap kompetitif secara global. Penekanan pembinaan SDM di tunjukan pada dua jalur: tenaga kerja inovatif (yang padat pengetahuan) dan tenaga kerja efesien (yang bersertifikasi). Untuk menjamin aspek kuantitas pembinaan SDM harus memanfaatkan teknologi IT sejak dini. Keharuasan SDM melek IT di buat setara denan keharusan melek baca tulis.9
kebutuhan sumberdaya manusia yang di butuhkan untuk pembangunan perpustakaan digital ialah sebagai berikut:
  1. Database admininstrator (DBA)
Jabatan ini bertanggung jawab terhadap kelancaran operasional dari basis data, pengaturannya siapa yang berhak mengakses segala data merupakan tugas dari seorang DBA.

  1. Network Administrator
Jabatan ini bertanggung jawab terhadap kelancaran operasional jaringan computer di dalam lingkungan organisasi. Jika jaringan computer tidak dapat beroperasi maka praktis penggunaan tidak akan bisa mengakses komputer-komputer yang ada
  1. System administrator
Seorang system administrator terfokus pada sisitem computer yang meliputi system operasi, utilitas-utilitas, serta program aplikasi yang ada di dalamnya.
  1. Web Master
Jabatan ini bertugas agar website beserta seluruh halaman yang ada di dalamnya beroperasi sehingga bisa diakses oleh pengguna.
  1. Web Designer
Jabatan ini bertanggung jawab untuk merancang tampilan website sekaligus mengatur isi website. Website yang bagus adalah website yang bisa ditampilkan dengan waktu tanggap yang cepat, menarik, dan mudah untuk digunakan.10
D. institutional repository
Repository (simpanan), istilah institutional repository atau “simpanan kelembagaan” merujuk kepada kegiatan menghimpun dan melestarikan koleksi digital yang menghimpun dan melestarikan koleksi digital yang merupakan hasil karya komunitas tertentu.11 Sarana penyimpanan ini bisa berada pada lingkungan lokal sebuah institusi atau dapat juga berupa program untuk mengakses dari jarak jauh, sebuah sarana penyimpanan yang diletakan dan dikelola oleh institusi lain. Teknologi komputer yang memudahkan pembuatan, penyuntingan, pengiriman, maupun penempatan artikel di jaringan internet.
Melalui jaringan internet informasi yang tersedia dapat kita gunakan dengan sebagaimana mestinya. Namun informasi dari internet atau koleksi dalam bentuk digital terkadang diragukan keasliannya, salah satu cara untuk menjaga dan memastikan keaslian objek digital adalah dengan menyisipkan informasi kedalamnya melalui teknik yang disebut dengan digital watermarking.
Perkembangan simpanan kelembagaan juga terkait dengan fenomena open archives initiative (OAI) merupakan upaya bersama untuk menciptakan kerjasama dan interoperability yang memungkinkan pertukaran dan penyebaran informasi secara lebih luas.12 OAI berawal dari inisiatif penampungan e-prints. e-prints dapat diterjemahkan secara sederhana sebagai naskah elektronik, versi digital dari laporan penelitian dan karya ilmiah lainnya. Naskah ini dapat merupakan pre-ptints atau naskah yang belum diperiksa (belum melalui proses pereview), atau juga yang merupakan post-print atau sudah di periksa. Penggunaan istilah “inisiatif” dalam OAI adalah penampungan e-print itu sepenuhnya berdasarkan pada kesediaan atau inisiatif para penulis menyerahkan atau mendepositkan karya mereka untuk dipakai bersama.13
Westel (2006), setidaknya ada 8 faktor yang mempengaruhi perkembangan fenomena institutional repository
  1. Mandat dan legitimasi, dukungan legitimasi dari pihak atasan akan memberikan kekuatan atas penyimpanan yang akan dilakukan
  2. Integrasi dengan perencanaan lembaga, untuk menjaga adanya kesinambungan perlu adanya kejelasan kelembagaan di dalam struktur yang lebih besar.
  3. Model pendanaan, pada awal kelahirannya pendanaan sebagian besar di danai oleh sporadis dan individual. Seiring perjalanan waktu muncul kesadaran untuk memulai pendanaan secara formal, bahkan mulai mengenakan biaya untuk penggunaan simpanan kelembagaan untuk menutupi ongkos pemeliharaan sistem.
  4. Keterkaitan dengan program digitalisasi. Perpustakaan berperan penting sebagai pelaksana digitalisasi.
  5. Interoperability, merupakan keterbukaan meta data dan operasi yang memungkinkan penggunaan lintas sistem.
  6. Evaluasi dan pengukuran. Hal ini dilakuakan agar mendapat perbandingan dari waktu ke waktu tentang keterpakayan koleksi yang dimanfaatkan, dirujuk atau dikutip. Serta memperbaikinya ketika terjadi kesenjangan
  7. Promosi. Kegitan promosi dilakukan untuk meningkatkan partisipasi angota komunitas
  8. Strategi preservasi digital. Preservasi dilakukan agar koleksi yang tersedia dan tersimpan dapat digunakan dalam jangka waktu panjang.14
  1. Hak cipta
Dalam penyelenggaraan perpustakaan digital komputer menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Digitalisasi memungkinkan perbanyakan tanpa kehilang kualitas ciptaan orisinil.15 Perubahan paling nyata dalam lingkungan hak cipta adalah digitasi dan jaringan. Digitasi memungkinkan kita membuat salinan dan mengubah suatau ciptaan dengan mudah, digitalisasi juga memungkinkan kita mempertahankan kualitas secara konsisten dan konstan berapa puluh kalipun suatu ciptaan disalin, bahkan dapat diperbanyak lagi dari salinan.
Hak kekayaan intelektual, seperti hak cipta merupakan milik yang berharga, hak yang diberikan kepada ciptaan yang dihasilkan secara kreatif dalam proses intelektual, seperti berpikir dan merasa. Mengutip sebuah ciptaan adalah salah satu bentuk dari expolitasi sebuah ciptaan, tetapi jika syarat-syarat spesifik dipenuhi maka tidak ada pembatasan hakcipta, dan ciptaaan bersangkutan dapat dengan bebas dikutip. Berikut ini syarat ciptaan dapat di kutip.
  1. A adalah ciptaan pokok dan kutipan dari B adalah sekunder (hubungan atasan dan bawahan)
  2. Ada pembedaan yang jelas anatara A dengan bagian yang dikutip dari B
  3. Perlu mengutip dari B untuk membuat A
  4. Bagian yang dikutip B diupayakan sedikit mungkin
  5. Bagian yang dikutip dari B persis ditulis dalam ciptaan orisinal
  6. Sumber B disebutkan dengan jelas
  7. Kutipan tidak melanggar hak moral pencipta B.16
  1. Kesimpulan
Perancangan perpustakaan digital merupakan sebuah terobosan dalam pelayanan informasi kepada pemustaka menggunakan media teknologi informasi. Penggunaan perangkat teknologi dalam penyebaran informasi tidak hanya memudahkan dalam akses tetapi dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Perangkat keras dan lunak yang digunakan untuk mengakses produk digital dan mudah untuk diperoleh. Bahkan beberapa vendor mencoba membuat sistem yang sesuai dengan kebutuhan para pustakawan secara khusus, yang pada akhirnya dapat memudahkan bagi pemustaka untuk mengakses tanpa batasan ruang dan waktu.
Dalam perancangan perpustakaan digital perlu diperhatikan juga sumber daya manusianya agar perpuatakaan berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan. Perangkat keras, perangkat lunak dan jaringan komputer sebagai eleman penting infrastruktur sebuah perpustakaan digital namun perangkat utama yang diperlukan dalam perpustakaan digital adalah komputer, internet, dan word wide web (www).




Daftar pustaka
Arif Surahman. Membangun Koleksi Digital, http://arifs.staff.ugm.ac.id/mypaper/Dig_coll_Building.doc di dwonload. tgl 12 juli 2012
Armein Z. R. Langi. Pengembangan Sumberdaya Manusia Untuk Industri Teknologi Informasi dan Sofware di BHTV, http://indonesia.elga.net.id/bhtv/SDM_BHTV_v1.4.PDF di dwonload. tgl 12 juli 2012, hlm 3.
Pandit, Putu Laxman, Perpustakaan Digital: kesinambungan & dinamika. Jakarta: Cita Karyakarsa Mandiri, 2009
Pendit, Putu Laxman, Perpustakaan Digital: dari A - Z. Jakarta:Cita Karyakarsa Mandiri, 2008
Putu Laxman pendit. Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia. Jakarta:2008.
Syihabuddin Qolyubi dkk. Dasar-Dasar Ilmu Perputakaan dan Informasi Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab. 2003
Tamatsu Hozumi. Asian Copy right Handbook Indonesian Version Jakarta: IKAPI 2006.
Undang-undan perpustakaan No 43 tahun 2007 Bab V layanan perpustakaan Pasal 14 ayat 3
Yova Ruldeviyani dan Yudho Giri Sucahyo, “Infrastruktur Perpustakaan Digital” dalam Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia, Jakarta: Universitas Indonesia, 2007.

1 Undang-undan perpustakaan No 43 tahun 2007 Bab V layanan perpustakaan Pasal 14 ayat 3, hlm 10
2 Pandit, Putu Laxman, Perpustakaan Digital: kesinambungan & dinamika. Jakarta: (Cita Karyakarsa Mandiri, 2009), hlm. 3.
4 Arif Surahman Membangun Koleksi Digital, http://arifs.staff.ugm.ac.id/mypaper/Dig_coll_Building.doc hlm. di dwonload. tgl 12 juli 2012
5  Yova Ruldeviyani dan Yudho Giri Sucahyo, “Infrastruktur Perpustakaan Digital” dalam Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia, (Jakarta: 2007 Universitas Indonesia), hlm 179 - 180.

6 Syihabuddin Qolyubi dkk. Dasar-Dasar Ilmu Perputakaan dan Informasi (Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab. 2003), hal 443
7 Syihabuddin Qolyubi dkk. Dasar-Dasar Ilmu Perputakaan dan Informasi (Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab. 2003), hlm 445
8 Putu Laxman Pendit. Perpustakaan digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia, Jakarta: Sagung Seto, 2008. Hal. 181-183.
9 Armein Z. R. Langi. Pengembangan Sumberdaya Manusia Untuk Industri Teknologi Informasi dan Sofware di BHTV, http://indonesia.elga.net.id/bhtv/SDM_BHTV_v1.4.PDF di dwonload. tgl 12 juli 2012, hlm 3.
10 Putu Laxman pendit. Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia. Jakarta:2008. Hal. 186-188.
11 Pendit, Putu Laxman, Perpustakaan Digital: dari A - Z. Jakarta: (Cita Karyakarsa Mandiri, 2008), hlm. 137
12 Ibid , hlm. 210
13 Ibid, hlm. 50.
14 Pendit, Putu Laxman, Perpustakaan Digital: dari A - Z. (Jakarta:Cita Karyakarsa Mandiri, 2008),. hlm. 141-142
15 Tamatsu Hozumi. Asian Copy right Handbook Indonesian Version (Jakarta: IKAPI 2006), hlm 43
16 Tamatsu Hozumi. Asian Copy right Handbook Indonesian Version (Jakarta: IKAPI 2006), , hlm 38

Selasa, 06 November 2012


Desain Perpustakaan Digital
  1. Pendahuluan
Perkembangan perangkat teknologi informasi yang beredar, memberikan banyak perubahan pada berbagai sektor kehidupan khususnya informasi. Berbagai perangkat teknologi yang terhubung dengan jaringan internet memberikan kemudahan dan peningkatan akses terhadap informasi. Dengan perangkat teknologi yang terhubung dengan internet seseorang dapat mengakses informasi apa pun yang ia inginkan tanpa mengengenal lokasi dimana ia berada. Penyebaran informasi oleh perangkat teknologi saat ini menjadi tantangan baru bagi perpustakaan dalam menyabarkan informasi kepada pemustakanya.
Setiap perpustakaan mengembangkan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.1 Dari itu sebuah perpustakaan harus mampu memberikan sebuah pelayanan yang berbasis teknologi agar penggunaan informasi menjadi lebih mudah dan efesien.
Untuk mengikuti laju perkembangan teknologi informasi yang beredar saat ini perpustakaan harus melakukan sebuah inovasi dalam menyebarkan informasi. Inovasi perpustakaan tersebut merupakan penyebaran informasi dalam bentuk format digital (koleksi digital). Putu laxman pandit mengambil istilah objek digital untuk koleksi digital. Objek digital ialah informasi terstruktur dalam bentuk digital. Semua objek digital memiliki bentuk dasar yang sama, yaitu sesuatu yang digital”. Termasuk dalam objek digital ini ialah meta data dan sebuah identitas unik yang lazim disebut handle.2
Perpustakaan dalam memberikan akases informasi kepada pemustaka dan terhubung melalui jaringan internet disebut dengan perpustakaan digital. Perpustakaan digital  adalah perpustakaan yang mempunyai koleksi buku sebagian besar dalam bentuk format digital dan yang bisa diakses dengan komputer3. Koleksi digital dapat dipahami sebagai koleksi informasi dalam bentuk elektronik atau digital yang mungkin juga terdapat koleksi cetaknya yang diakses secara luas menggunakan media komputer dan sejenisnya.4
Dengan adanya perpustakaan digital dapat memberikan kemudahan dan peningkatan akses institutional repository. membangun perpustakaan digital bertujuan untuk memungkinkan institutional repository tersebut dapat tersedia untuk jangka waktu yang lama karena digitalisasi sumber-sumber informasi juga berperan sebagai pengarsipan digital.
Sebagai contoh keuntungan dari adanya perpustakan digital. Jika terdapat sepuluh perpustakaan digital saja yang masing-masing mempunyai 100.000 koleksi berformat digital di mana daftar koleksinya berbeda antara satu dengan lainnya , maka itu berarti tersedia satu juta koleksi yang bisa diakses oleh pemustaka.5 Maka diharapkan dengan perpustakaan digital ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi perpustakaan konvensional yang biasanya mempunyai keterbatasan di dalam masalah koleksi. Seperti kita ketahui bahwa koleksi merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan mutu layanan suatu perpustakaan. Hal ini karena koleksi (baca: informasi dan/atau literatur) adalah hal yang sangat penting bagi pemustaka seperti dosen, mahasiswa, peneliti (dalam penyelenggaraan proses belajar-mengajar dan penelitian) maupun masyarakat umum.
  1. Rancangan perpustakaan digital
Untuk membangun sebuah perpustakaan digital banyak faktor yang harus di pertimbangkan diantaranya ialah organisasi yang menyediakan sumber-sumber, meliputi staf ahli dengan tujuan menyeleksi, membentuk, menawarkan akses intelektual, menginterpretasikan , mendistribusikan, memelihara integritas, dan menjaga atau memastikan secara terus menerus koleksi digital dapat dimanfaatkan sehingga selalu siap sedia dan ekonomis untuk digunakan oleh masyarakat terbatas atau sekelompok masyarakat.6 Arms (1995) mengemukaan delapan prinsip yang merupakan starting poin dan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam pengembangan kerangka kerja konseptual serta pemikiran yang berkaitan dengan rancangan, struktur dan fungsi perpustakaan digital, yaitu sebagai berikut.
  1. Kerangka kerja yang bersifat teknis masih tetap eksis dalam suatu kerangka kerja resmi dan sosial.
  2. Pemahaman terhadap konsep-konsep digital library dihalangi oleh terminologi-terminologi.
  3. Arsitektur dasar harus terpisah dari isi yang tersimpan dalam perpustakaan.
  4. Nama-nama dan identifer merupakan blok-blok gedung dasar bagi perpustakaan digital.
  5. Objek-objek perpustakaan digital yang digunakan adalah lebih dari hanya sebagai koleksi
  6. Objek perpustakaan digital yang digunakan adalah berbeda dari objek-objek yang tersimpan.
  7. Pusat-pusat penyimpanan harus menjaga informasi yang telah disimpan.
  8. Para pemakai ingin memakai karya-karya intelektual, bukan pada objek digital.7
Dari delapan poin diatas mengambarkan bahwa perpustakaan digital merupakan perputaskaan yang mampu memberikan kemudahan dalam akses informasi kepada pemustaka yang membutuhkan. Untuk membut sebuah perputakaan yang berbasis digital tentunya diperlukan beberapa peralatan yang mendukung terselenggaranya perpustakaan diantara Peralatan Yang Dibutuhkan ialah:
  1. Server web dan aplikasi perpustakaan digital. Server ini akan melayani permintaan-permintaan layanan web page dari pengguna Internet.
  2. Server e-mail (bila dibutuhkan). Server ini melayani segala sesuatu yang berhubungan dengan surat elektronis (e-mail).
  3. Server data base. Server ini merupakan jantung sebuah perpustakaan digital karena disinilah keseluruhan koleksi disimpan. Penggunaan kata database (di kalangan pustakawan lebih sering disebut dengan istilah pangkalan data) di sini mengacu bahwa jenis data yang tersimpan bisa beraneka ragam dari mulai berkas PDF sampai koleksi gambar maupun lagu.
  4. FTP Server. Selain mengirimkan permintaan layanan melalui “jalur” HTTP (Hypertext Transfer Protocol), permintaan layanan dari pemakai juga bisa dilakukan melalui “jalur” FTP (file Transfer Protocol). Jika HTTP mengirimkan berkas Hypertext yaitu halaman web untuk ditampilkan di layar pengguna, maka FTP dirancang khusu untuk melakukan kirim/terima berkas melalui jaringan computer.
  5. Printer Server. Jika kebutuhan akan akses ke printer menjadi tinggi, sebuah organisasi bisa jadi membutuhkan computer khusus untuk menanganinya yang dinamakan printer server. Computer ini bertugas untuk menerima permintaan-permintaan pencetakan, mengatur antriannya dan memprosesnya.
  6. Proxy server. Di sebuah lingkungan di mana banyak pemakai menggunakan internet pada saat yang bersamaan maka pengaturan jalur untuk ke internet bisa diatur oleh sebuah proxy server. Server ini juga bisa digunakan untuk pengaturan keamanan penggunaan internet untuk membatasi akses ke situs-situs yang tidak diperkenankan misalnya situs berbau pornografi maupun pornoaksi.8
  1. Sumber daya manusia
Penyiapan sumber daya manusia merupakan salah satu kunci keberhasilan sebuah lembaga atau organisasi. Dalam perkemabangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat saat ini perpustakaan setidaknya mampu menyikapi kemampuan sumberdaya manusia khususnya pustakawan yang setidaknya mampu mengoperasikan perangkat teknologi. Untuk menjamin kualitas SDM spesifikasi-spesifikasi SDM yang hendak dikembangkan harus ditentukan oleh kecendrungan (trend) kebutuhan industri IT agar tetap kompetitif secara global. Penekanan pembinaan SDM di tunjukan pada dua jalur: tenaga kerja inovatif (yang padat pengetahuan) dan tenaga kerja efesien (yang bersertifikasi). Untuk menjamin aspek kuantitas pembinaan SDM harus memanfaatkan teknologi IT sejak dini. Keharuasan SDM melek IT di buat setara denan keharusan melek baca tulis.9
kebutuhan sumberdaya manusia yang di butuhkan untuk pembangunan perpustakaan digital ialah sebagai berikut:
  1. Database admininstrator (DBA)
Jabatan ini bertanggung jawab terhadap kelancaran operasional dari basis data, pengaturannya siapa yang berhak mengakses segala data merupakan tugas dari seorang DBA.

  1. Network Administrator
Jabatan ini bertanggung jawab terhadap kelancaran operasional jaringan computer di dalam lingkungan organisasi. Jika jaringan computer tidak dapat beroperasi maka praktis penggunaan tidak akan bisa mengakses komputer-komputer yang ada
  1. System administrator
Seorang system administrator terfokus pada sisitem computer yang meliputi system operasi, utilitas-utilitas, serta program aplikasi yang ada di dalamnya.
  1. Web Master
Jabatan ini bertugas agar website beserta seluruh halaman yang ada di dalamnya beroperasi sehingga bisa diakses oleh pengguna.
  1. Web Designer
Jabatan ini bertanggung jawab untuk merancang tampilan website sekaligus mengatur isi website. Website yang bagus adalah website yang bisa ditampilkan dengan waktu tanggap yang cepat, menarik, dan mudah untuk digunakan.10
D. institutional repository
Repository (simpanan), istilah institutional repository atau “simpanan kelembagaan” merujuk kepada kegiatan menghimpun dan melestarikan koleksi digital yang menghimpun dan melestarikan koleksi digital yang merupakan hasil karya komunitas tertentu.11 Sarana penyimpanan ini bisa berada pada lingkungan lokal sebuah institusi atau dapat juga berupa program untuk mengakses dari jarak jauh, sebuah sarana penyimpanan yang diletakan dan dikelola oleh institusi lain. Teknologi komputer yang memudahkan pembuatan, penyuntingan, pengiriman, maupun penempatan artikel di jaringan internet.
Melalui jaringan internet informasi yang tersedia dapat kita gunakan dengan sebagaimana mestinya. Namun informasi dari internet atau koleksi dalam bentuk digital terkadang diragukan keasliannya, salah satu cara untuk menjaga dan memastikan keaslian objek digital adalah dengan menyisipkan informasi kedalamnya melalui teknik yang disebut dengan digital watermarking.
Perkembangan simpanan kelembagaan juga terkait dengan fenomena open archives initiative (OAI) merupakan upaya bersama untuk menciptakan kerjasama dan interoperability yang memungkinkan pertukaran dan penyebaran informasi secara lebih luas.12 OAI berawal dari inisiatif penampungan e-prints. e-prints dapat diterjemahkan secara sederhana sebagai naskah elektronik, versi digital dari laporan penelitian dan karya ilmiah lainnya. Naskah ini dapat merupakan pre-ptints atau naskah yang belum diperiksa (belum melalui proses pereview), atau juga yang merupakan post-print atau sudah di periksa. Penggunaan istilah “inisiatif” dalam OAI adalah penampungan e-print itu sepenuhnya berdasarkan pada kesediaan atau inisiatif para penulis menyerahkan atau mendepositkan karya mereka untuk dipakai bersama.13
Westel (2006), setidaknya ada 8 faktor yang mempengaruhi perkembangan fenomena institutional repository
  1. Mandat dan legitimasi, dukungan legitimasi dari pihak atasan akan memberikan kekuatan atas penyimpanan yang akan dilakukan
  2. Integrasi dengan perencanaan lembaga, untuk menjaga adanya kesinambungan perlu adanya kejelasan kelembagaan di dalam struktur yang lebih besar.
  3. Model pendanaan, pada awal kelahirannya pendanaan sebagian besar di danai oleh sporadis dan individual. Seiring perjalanan waktu muncul kesadaran untuk memulai pendanaan secara formal, bahkan mulai mengenakan biaya untuk penggunaan simpanan kelembagaan untuk menutupi ongkos pemeliharaan sistem.
  4. Keterkaitan dengan program digitalisasi. Perpustakaan berperan penting sebagai pelaksana digitalisasi.
  5. Interoperability, merupakan keterbukaan meta data dan operasi yang memungkinkan penggunaan lintas sistem.
  6. Evaluasi dan pengukuran. Hal ini dilakuakan agar mendapat perbandingan dari waktu ke waktu tentang keterpakayan koleksi yang dimanfaatkan, dirujuk atau dikutip. Serta memperbaikinya ketika terjadi kesenjangan
  7. Promosi. Kegitan promosi dilakukan untuk meningkatkan partisipasi angota komunitas
  8. Strategi preservasi digital. Preservasi dilakukan agar koleksi yang tersedia dan tersimpan dapat digunakan dalam jangka waktu panjang.14
  1. Hak cipta
Dalam penyelenggaraan perpustakaan digital komputer menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Digitalisasi memungkinkan perbanyakan tanpa kehilang kualitas ciptaan orisinil.15 Perubahan paling nyata dalam lingkungan hak cipta adalah digitasi dan jaringan. Digitasi memungkinkan kita membuat salinan dan mengubah suatau ciptaan dengan mudah, digitalisasi juga memungkinkan kita mempertahankan kualitas secara konsisten dan konstan berapa puluh kalipun suatu ciptaan disalin, bahkan dapat diperbanyak lagi dari salinan.
Hak kekayaan intelektual, seperti hak cipta merupakan milik yang berharga, hak yang diberikan kepada ciptaan yang dihasilkan secara kreatif dalam proses intelektual, seperti berpikir dan merasa. Mengutip sebuah ciptaan adalah salah satu bentuk dari expolitasi sebuah ciptaan, tetapi jika syarat-syarat spesifik dipenuhi maka tidak ada pembatasan hakcipta, dan ciptaaan bersangkutan dapat dengan bebas dikutip. Berikut ini syarat ciptaan dapat di kutip.
  1. A adalah ciptaan pokok dan kutipan dari B adalah sekunder (hubungan atasan dan bawahan)
  2. Ada pembedaan yang jelas anatara A dengan bagian yang dikutip dari B
  3. Perlu mengutip dari B untuk membuat A
  4. Bagian yang dikutip B diupayakan sedikit mungkin
  5. Bagian yang dikutip dari B persis ditulis dalam ciptaan orisinal
  6. Sumber B disebutkan dengan jelas
  7. Kutipan tidak melanggar hak moral pencipta B.16
  1. Kesimpulan
Perancangan perpustakaan digital merupakan sebuah terobosan dalam pelayanan informasi kepada pemustaka menggunakan media teknologi informasi. Penggunaan perangkat teknologi dalam penyebaran informasi tidak hanya memudahkan dalam akses tetapi dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Perangkat keras dan lunak yang digunakan untuk mengakses produk digital dan mudah untuk diperoleh. Bahkan beberapa vendor mencoba membuat sistem yang sesuai dengan kebutuhan para pustakawan secara khusus, yang pada akhirnya dapat memudahkan bagi pemustaka untuk mengakses tanpa batasan ruang dan waktu.
Dalam perancangan perpustakaan digital perlu diperhatikan juga sumber daya manusianya agar perpuatakaan berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan. Perangkat keras, perangkat lunak dan jaringan komputer sebagai eleman penting infrastruktur sebuah perpustakaan digital namun perangkat utama yang diperlukan dalam perpustakaan digital adalah komputer, internet, dan word wide web (www).




Daftar pustaka
Arif Surahman. Membangun Koleksi Digital, http://arifs.staff.ugm.ac.id/mypaper/Dig_coll_Building.doc di dwonload. tgl 12 juli 2012
Armein Z. R. Langi. Pengembangan Sumberdaya Manusia Untuk Industri Teknologi Informasi dan Sofware di BHTV, http://indonesia.elga.net.id/bhtv/SDM_BHTV_v1.4.PDF di dwonload. tgl 12 juli 2012, hlm 3.
Pandit, Putu Laxman, Perpustakaan Digital: kesinambungan & dinamika. Jakarta: Cita Karyakarsa Mandiri, 2009
Pendit, Putu Laxman, Perpustakaan Digital: dari A - Z. Jakarta:Cita Karyakarsa Mandiri, 2008
Putu Laxman pendit. Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia. Jakarta:2008.
Syihabuddin Qolyubi dkk. Dasar-Dasar Ilmu Perputakaan dan Informasi Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab. 2003
Tamatsu Hozumi. Asian Copy right Handbook Indonesian Version Jakarta: IKAPI 2006.
Undang-undan perpustakaan No 43 tahun 2007 Bab V layanan perpustakaan Pasal 14 ayat 3
Yova Ruldeviyani dan Yudho Giri Sucahyo, “Infrastruktur Perpustakaan Digital” dalam Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia, Jakarta: Universitas Indonesia, 2007.

1 Undang-undan perpustakaan No 43 tahun 2007 Bab V layanan perpustakaan Pasal 14 ayat 3, hlm 10
2 Pandit, Putu Laxman, Perpustakaan Digital: kesinambungan & dinamika. Jakarta: (Cita Karyakarsa Mandiri, 2009), hlm. 3.
4 Arif Surahman Membangun Koleksi Digital, http://arifs.staff.ugm.ac.id/mypaper/Dig_coll_Building.doc hlm. di dwonload. tgl 12 juli 2012
5 Yova Ruldeviyani dan Yudho Giri Sucahyo, “Infrastruktur Perpustakaan Digital” dalam Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia, (Jakarta: 2007 Universitas Indonesia), hlm 179 - 180.

6 Syihabuddin Qolyubi dkk. Dasar-Dasar Ilmu Perputakaan dan Informasi (Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab. 2003), hal 443
7 Syihabuddin Qolyubi dkk. Dasar-Dasar Ilmu Perputakaan dan Informasi (Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab. 2003), hlm 445
8 Putu Laxman Pendit. Perpustakaan digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia, Jakarta: Sagung Seto, 2008. Hal. 181-183.
9 Armein Z. R. Langi. Pengembangan Sumberdaya Manusia Untuk Industri Teknologi Informasi dan Sofware di BHTV, http://indonesia.elga.net.id/bhtv/SDM_BHTV_v1.4.PDF di dwonload. tgl 12 juli 2012, hlm 3.
10 Putu Laxman pendit. Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia. Jakarta:2008. Hal. 186-188.
11 Pendit, Putu Laxman, Perpustakaan Digital: dari A - Z. Jakarta: (Cita Karyakarsa Mandiri, 2008), hlm. 137
12 Ibid , hlm. 210
13 Ibid, hlm. 50.
14 Pendit, Putu Laxman, Perpustakaan Digital: dari A - Z. (Jakarta:Cita Karyakarsa Mandiri, 2008),. hlm. 141-142
15 Tamatsu Hozumi. Asian Copy right Handbook Indonesian Version (Jakarta: IKAPI 2006), hlm 43
16 Tamatsu Hozumi. Asian Copy right Handbook Indonesian Version (Jakarta: IKAPI 2006), , hlm 38