Desain
Perpustakaan Digital
- Pendahuluan
Perkembangan perangkat teknologi informasi yang beredar, memberikan
banyak perubahan pada berbagai sektor kehidupan khususnya informasi.
Berbagai perangkat teknologi yang terhubung dengan jaringan internet
memberikan kemudahan dan peningkatan akses terhadap informasi.
Dengan perangkat teknologi yang terhubung dengan internet seseorang
dapat mengakses informasi apa pun yang ia inginkan tanpa mengengenal
lokasi dimana ia berada. Penyebaran informasi oleh perangkat
teknologi saat ini menjadi tantangan baru bagi perpustakaan dalam
menyabarkan informasi kepada pemustakanya.
Setiap perpustakaan mengembangkan layanan perpustakaan sesuai dengan
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.1
Dari itu sebuah perpustakaan harus mampu memberikan sebuah pelayanan
yang berbasis teknologi agar penggunaan informasi menjadi lebih mudah
dan efesien.
Untuk mengikuti laju perkembangan teknologi informasi yang beredar
saat ini perpustakaan harus melakukan sebuah inovasi dalam
menyebarkan informasi. Inovasi perpustakaan tersebut merupakan
penyebaran informasi dalam bentuk format digital (koleksi digital).
Putu laxman pandit mengambil istilah objek digital untuk koleksi
digital. Objek digital ialah informasi terstruktur dalam bentuk
digital. Semua objek digital memiliki bentuk dasar yang sama, yaitu
sesuatu yang digital”. Termasuk dalam objek digital ini ialah meta
data dan sebuah identitas unik yang lazim disebut handle.2
Perpustakaan dalam memberikan akases informasi kepada pemustaka dan
terhubung melalui jaringan internet disebut dengan perpustakaan
digital. Perpustakaan
digital
adalah perpustakaan yang
mempunyai koleksi buku sebagian besar dalam bentuk format digital dan
yang bisa diakses dengan komputer3.
Koleksi digital dapat dipahami sebagai koleksi
informasi dalam bentuk elektronik atau digital yang mungkin juga
terdapat koleksi cetaknya yang diakses secara luas menggunakan media
komputer dan sejenisnya.4
Dengan adanya perpustakaan digital dapat memberikan kemudahan dan
peningkatan akses institutional repository. membangun
perpustakaan digital bertujuan untuk memungkinkan institutional
repository tersebut dapat tersedia untuk jangka waktu yang lama
karena digitalisasi sumber-sumber informasi juga berperan sebagai
pengarsipan digital.
Sebagai contoh keuntungan dari adanya perpustakan digital. Jika
terdapat sepuluh perpustakaan digital saja yang masing-masing
mempunyai 100.000 koleksi berformat digital di mana daftar
koleksinya berbeda antara satu dengan lainnya , maka itu berarti
tersedia satu juta koleksi yang bisa diakses oleh pemustaka.5
Maka diharapkan dengan perpustakaan digital ini diharapkan dapat
menjadi solusi bagi perpustakaan konvensional yang biasanya
mempunyai keterbatasan di dalam masalah koleksi. Seperti kita
ketahui bahwa koleksi merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan mutu layanan suatu perpustakaan. Hal ini karena koleksi
(baca: informasi dan/atau literatur) adalah hal yang sangat penting
bagi pemustaka seperti dosen, mahasiswa, peneliti (dalam
penyelenggaraan proses belajar-mengajar dan penelitian) maupun
masyarakat umum.
- Rancangan perpustakaan digital
Untuk membangun sebuah perpustakaan digital banyak faktor yang harus
di pertimbangkan diantaranya ialah organisasi yang menyediakan
sumber-sumber, meliputi staf ahli dengan tujuan menyeleksi,
membentuk, menawarkan akses intelektual, menginterpretasikan ,
mendistribusikan, memelihara integritas, dan menjaga atau memastikan
secara terus menerus koleksi digital dapat dimanfaatkan sehingga
selalu siap sedia dan ekonomis untuk digunakan oleh masyarakat
terbatas atau sekelompok masyarakat.6
Arms (1995) mengemukaan delapan prinsip yang merupakan starting
poin dan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam pengembangan
kerangka kerja konseptual serta pemikiran yang berkaitan dengan
rancangan, struktur dan fungsi perpustakaan digital, yaitu sebagai
berikut.
- Kerangka kerja yang bersifat teknis masih tetap eksis dalam suatu kerangka kerja resmi dan sosial.
- Pemahaman terhadap konsep-konsep digital library dihalangi oleh terminologi-terminologi.
- Arsitektur dasar harus terpisah dari isi yang tersimpan dalam perpustakaan.
- Nama-nama dan identifer merupakan blok-blok gedung dasar bagi perpustakaan digital.
- Objek-objek perpustakaan digital yang digunakan adalah lebih dari hanya sebagai koleksi
- Objek perpustakaan digital yang digunakan adalah berbeda dari objek-objek yang tersimpan.
- Pusat-pusat penyimpanan harus menjaga informasi yang telah disimpan.
- Para pemakai ingin memakai karya-karya intelektual, bukan pada objek digital.7
Dari
delapan poin diatas mengambarkan bahwa perpustakaan digital merupakan
perputaskaan yang mampu memberikan kemudahan dalam akses informasi
kepada pemustaka yang membutuhkan. Untuk membut sebuah perputakaan
yang berbasis digital tentunya diperlukan beberapa peralatan yang
mendukung terselenggaranya perpustakaan diantara Peralatan Yang
Dibutuhkan ialah:
- Server web dan aplikasi perpustakaan digital. Server ini akan melayani permintaan-permintaan layanan web page dari pengguna Internet.
- Server e-mail (bila dibutuhkan). Server ini melayani segala sesuatu yang berhubungan dengan surat elektronis (e-mail).
- Server data base. Server ini merupakan jantung sebuah perpustakaan digital karena disinilah keseluruhan koleksi disimpan. Penggunaan kata database (di kalangan pustakawan lebih sering disebut dengan istilah pangkalan data) di sini mengacu bahwa jenis data yang tersimpan bisa beraneka ragam dari mulai berkas PDF sampai koleksi gambar maupun lagu.
- FTP Server. Selain mengirimkan permintaan layanan melalui “jalur” HTTP (Hypertext Transfer Protocol), permintaan layanan dari pemakai juga bisa dilakukan melalui “jalur” FTP (file Transfer Protocol). Jika HTTP mengirimkan berkas Hypertext yaitu halaman web untuk ditampilkan di layar pengguna, maka FTP dirancang khusu untuk melakukan kirim/terima berkas melalui jaringan computer.
- Printer Server. Jika kebutuhan akan akses ke printer menjadi tinggi, sebuah organisasi bisa jadi membutuhkan computer khusus untuk menanganinya yang dinamakan printer server. Computer ini bertugas untuk menerima permintaan-permintaan pencetakan, mengatur antriannya dan memprosesnya.
- Proxy server. Di sebuah lingkungan di mana banyak pemakai menggunakan internet pada saat yang bersamaan maka pengaturan jalur untuk ke internet bisa diatur oleh sebuah proxy server. Server ini juga bisa digunakan untuk pengaturan keamanan penggunaan internet untuk membatasi akses ke situs-situs yang tidak diperkenankan misalnya situs berbau pornografi maupun pornoaksi.8
- Sumber daya manusia
Penyiapan sumber daya manusia merupakan salah satu kunci keberhasilan
sebuah lembaga atau organisasi. Dalam perkemabangan teknologi
informasi yang semakin berkembang pesat saat ini perpustakaan
setidaknya mampu menyikapi kemampuan sumberdaya manusia khususnya
pustakawan yang setidaknya mampu mengoperasikan perangkat teknologi.
Untuk menjamin kualitas SDM spesifikasi-spesifikasi SDM yang hendak
dikembangkan harus ditentukan oleh kecendrungan (trend) kebutuhan
industri IT agar tetap kompetitif secara global. Penekanan pembinaan
SDM di tunjukan pada dua jalur: tenaga kerja inovatif (yang padat
pengetahuan) dan tenaga kerja efesien (yang bersertifikasi). Untuk
menjamin aspek kuantitas pembinaan SDM harus memanfaatkan teknologi
IT sejak dini. Keharuasan SDM melek IT di buat setara denan keharusan
melek baca tulis.9
kebutuhan sumberdaya manusia yang di butuhkan untuk pembangunan
perpustakaan digital ialah sebagai berikut:
- Database admininstrator (DBA)
Jabatan ini bertanggung jawab terhadap kelancaran operasional dari
basis data, pengaturannya siapa yang berhak mengakses segala data
merupakan tugas dari seorang DBA.
- Network Administrator
Jabatan ini bertanggung jawab terhadap kelancaran operasional
jaringan computer di dalam lingkungan organisasi. Jika jaringan
computer tidak dapat beroperasi maka praktis penggunaan tidak akan
bisa mengakses komputer-komputer yang ada
- System administrator
Seorang system administrator terfokus pada sisitem computer yang
meliputi system operasi, utilitas-utilitas, serta program aplikasi
yang ada di dalamnya.
- Web Master
Jabatan ini bertugas agar website beserta seluruh halaman yang ada di
dalamnya beroperasi sehingga bisa diakses oleh pengguna.
- Web Designer
Jabatan ini bertanggung jawab untuk merancang tampilan website
sekaligus mengatur isi website. Website yang bagus adalah website
yang bisa ditampilkan dengan waktu tanggap yang cepat, menarik, dan
mudah untuk digunakan.10
D.
institutional repository
Repository (simpanan), istilah institutional repository atau
“simpanan kelembagaan” merujuk kepada kegiatan menghimpun dan
melestarikan koleksi digital yang menghimpun dan melestarikan koleksi
digital yang merupakan hasil karya komunitas tertentu.11
Sarana penyimpanan ini bisa berada pada lingkungan lokal sebuah
institusi atau dapat juga berupa program untuk mengakses dari jarak
jauh, sebuah sarana penyimpanan yang diletakan dan dikelola oleh
institusi lain. Teknologi komputer yang memudahkan pembuatan,
penyuntingan, pengiriman, maupun penempatan artikel di jaringan
internet.
Melalui jaringan internet informasi yang tersedia dapat kita gunakan
dengan sebagaimana mestinya. Namun informasi dari internet atau
koleksi dalam bentuk digital terkadang diragukan keasliannya, salah
satu cara untuk menjaga dan memastikan keaslian objek digital adalah
dengan menyisipkan informasi kedalamnya melalui teknik yang disebut
dengan digital watermarking.
Perkembangan simpanan kelembagaan juga terkait dengan fenomena open
archives initiative (OAI) merupakan upaya bersama untuk
menciptakan kerjasama dan interoperability yang memungkinkan
pertukaran dan penyebaran informasi secara lebih luas.12
OAI berawal dari inisiatif penampungan e-prints. e-prints dapat
diterjemahkan secara sederhana sebagai naskah elektronik, versi
digital dari laporan penelitian dan karya ilmiah lainnya. Naskah ini
dapat merupakan pre-ptints atau naskah yang belum diperiksa
(belum melalui proses pereview), atau juga yang merupakan
post-print atau sudah di periksa. Penggunaan istilah
“inisiatif” dalam OAI adalah penampungan e-print itu
sepenuhnya berdasarkan pada kesediaan atau inisiatif para penulis
menyerahkan atau mendepositkan karya mereka untuk dipakai bersama.13
Westel (2006), setidaknya ada 8 faktor yang mempengaruhi perkembangan
fenomena institutional repository
- Mandat dan legitimasi, dukungan legitimasi dari pihak atasan akan memberikan kekuatan atas penyimpanan yang akan dilakukan
- Integrasi dengan perencanaan lembaga, untuk menjaga adanya kesinambungan perlu adanya kejelasan kelembagaan di dalam struktur yang lebih besar.
- Model pendanaan, pada awal kelahirannya pendanaan sebagian besar di danai oleh sporadis dan individual. Seiring perjalanan waktu muncul kesadaran untuk memulai pendanaan secara formal, bahkan mulai mengenakan biaya untuk penggunaan simpanan kelembagaan untuk menutupi ongkos pemeliharaan sistem.
- Keterkaitan dengan program digitalisasi. Perpustakaan berperan penting sebagai pelaksana digitalisasi.
- Interoperability, merupakan keterbukaan meta data dan operasi yang memungkinkan penggunaan lintas sistem.
- Evaluasi dan pengukuran. Hal ini dilakuakan agar mendapat perbandingan dari waktu ke waktu tentang keterpakayan koleksi yang dimanfaatkan, dirujuk atau dikutip. Serta memperbaikinya ketika terjadi kesenjangan
- Promosi. Kegitan promosi dilakukan untuk meningkatkan partisipasi angota komunitas
- Strategi preservasi digital. Preservasi dilakukan agar koleksi yang tersedia dan tersimpan dapat digunakan dalam jangka waktu panjang.14
- Hak cipta
Dalam penyelenggaraan perpustakaan digital komputer menjadi bagian
yang tidak terpisahkan. Digitalisasi memungkinkan perbanyakan tanpa
kehilang kualitas ciptaan orisinil.15
Perubahan paling nyata dalam lingkungan hak cipta adalah digitasi dan
jaringan. Digitasi memungkinkan kita membuat salinan dan mengubah
suatau ciptaan dengan mudah, digitalisasi juga memungkinkan kita
mempertahankan kualitas secara konsisten dan konstan berapa puluh
kalipun suatu ciptaan disalin, bahkan dapat diperbanyak lagi dari
salinan.
Hak kekayaan intelektual, seperti hak cipta merupakan milik yang
berharga, hak yang diberikan kepada ciptaan yang dihasilkan secara
kreatif dalam proses intelektual, seperti berpikir dan merasa.
Mengutip sebuah ciptaan adalah salah satu bentuk dari expolitasi
sebuah ciptaan, tetapi jika syarat-syarat spesifik dipenuhi maka
tidak ada pembatasan hakcipta, dan ciptaaan bersangkutan dapat dengan
bebas dikutip. Berikut ini syarat ciptaan dapat di kutip.
- A adalah ciptaan pokok dan kutipan dari B adalah sekunder (hubungan atasan dan bawahan)
- Ada pembedaan yang jelas anatara A dengan bagian yang dikutip dari B
- Perlu mengutip dari B untuk membuat A
- Bagian yang dikutip B diupayakan sedikit mungkin
- Bagian yang dikutip dari B persis ditulis dalam ciptaan orisinal
- Sumber B disebutkan dengan jelas
- Kutipan tidak melanggar hak moral pencipta B.16
- Kesimpulan
Perancangan perpustakaan digital merupakan sebuah terobosan dalam
pelayanan informasi kepada pemustaka menggunakan media teknologi
informasi. Penggunaan perangkat teknologi dalam penyebaran informasi
tidak hanya memudahkan dalam akses tetapi dapat mencerdaskan
kehidupan bangsa dan negara. Perangkat keras dan lunak yang digunakan
untuk mengakses produk digital dan mudah untuk diperoleh. Bahkan
beberapa vendor mencoba membuat sistem yang sesuai dengan kebutuhan
para pustakawan secara khusus, yang pada akhirnya dapat memudahkan
bagi pemustaka untuk mengakses tanpa batasan ruang dan waktu.
Dalam perancangan perpustakaan digital perlu diperhatikan juga sumber
daya manusianya agar perpuatakaan berjalan sesuai dengan apa yang
diinginkan. Perangkat keras, perangkat lunak dan jaringan komputer
sebagai eleman penting infrastruktur sebuah perpustakaan digital
namun perangkat utama yang diperlukan dalam perpustakaan digital
adalah komputer, internet, dan word wide web (www).
Daftar pustaka
Arif Surahman. Membangun
Koleksi Digital,
http://arifs.staff.ugm.ac.id/mypaper/Dig_coll_Building.doc
di
dwonload. tgl 12 juli 2012
Armein Z. R. Langi.
Pengembangan
Sumberdaya Manusia Untuk Industri Teknologi Informasi dan Sofware di
BHTV, http://indonesia.elga.net.id/bhtv/SDM_BHTV_v1.4.PDF
di dwonload. tgl 12
juli 2012, hlm 3.
Pandit, Putu Laxman, Perpustakaan
Digital: kesinambungan & dinamika. Jakarta:
Cita Karyakarsa Mandiri, 2009
Pendit, Putu Laxman,
Perpustakaan
Digital: dari A - Z. Jakarta:Cita
Karyakarsa Mandiri, 2008
Putu Laxman pendit.
Perpustakaan
Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia.
Jakarta:2008.
Syihabuddin Qolyubi dkk.
Dasar-Dasar Ilmu
Perputakaan dan Informasi Yogyakarta:
Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab. 2003
Tamatsu Hozumi. Asian
Copy right Handbook Indonesian Version Jakarta:
IKAPI 2006.
Undang-undan
perpustakaan No 43 tahun 2007 Bab V layanan perpustakaan Pasal 14
ayat 3
Yova Ruldeviyani dan
Yudho Giri Sucahyo, “Infrastruktur Perpustakaan Digital” dalam
Perpustakaan
Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia,
Jakarta: Universitas Indonesia, 2007.
1
Undang-undan perpustakaan No 43 tahun 2007 Bab V layanan
perpustakaan Pasal 14 ayat 3, hlm 10
2
Pandit, Putu Laxman, Perpustakaan Digital:
kesinambungan & dinamika. Jakarta:
(Cita Karyakarsa Mandiri, 2009), hlm. 3.
4
Arif Surahman Membangun Koleksi Digital,
http://arifs.staff.ugm.ac.id/mypaper/Dig_coll_Building.doc
hlm. di dwonload. tgl
12 juli 2012
5
Yova Ruldeviyani dan Yudho Giri Sucahyo,
“Infrastruktur Perpustakaan Digital” dalam Perpustakaan
Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia,
(Jakarta: 2007 Universitas Indonesia), hlm 179 - 180.
6
Syihabuddin Qolyubi dkk. Dasar-Dasar Ilmu Perputakaan dan
Informasi (Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Fakultas Adab. 2003), hal 443
7
Syihabuddin Qolyubi dkk. Dasar-Dasar Ilmu Perputakaan dan
Informasi (Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Fakultas Adab. 2003), hlm 445
8
Putu Laxman Pendit. Perpustakaan digital: Perspektif Perpustakaan
Perguruan Tinggi Indonesia, Jakarta: Sagung Seto, 2008. Hal.
181-183.
9
Armein Z. R. Langi. Pengembangan Sumberdaya Manusia Untuk
Industri Teknologi Informasi dan Sofware di BHTV,
http://indonesia.elga.net.id/bhtv/SDM_BHTV_v1.4.PDF
di dwonload. tgl 12 juli 2012, hlm 3.
10
Putu Laxman pendit. Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan
Perguruan Tinggi Indonesia. Jakarta:2008. Hal. 186-188.
11
Pendit, Putu Laxman, Perpustakaan Digital: dari A - Z. Jakarta:
(Cita Karyakarsa Mandiri, 2008), hlm. 137
12
Ibid , hlm. 210
13
Ibid, hlm. 50.
14
Pendit, Putu Laxman, Perpustakaan Digital: dari A - Z.
(Jakarta:Cita Karyakarsa Mandiri, 2008),. hlm. 141-142
15
Tamatsu Hozumi. Asian Copy right Handbook Indonesian Version
(Jakarta: IKAPI 2006), hlm 43
16
Tamatsu Hozumi. Asian Copy right Handbook Indonesian Version
(Jakarta: IKAPI 2006), , hlm 38
0 komentar:
Posting Komentar